Pada
kesempatan kali ini saya akan membahas sebuah materi tentang Arsitektur
Telematika dan Kolaborasi Arsitektur Side Client dan Server. Sebelum membahas
lebih dalam saya akan menjelaskan pengertian dari Arsitektur Telematika itu
sendiri. Arsitektur Telematika adalah sebuah aplikasi yang secara logic berada
diantara lapisan aplikasi (application layer dan lapisan data dari sebuah
arsitektur layer – layer TCP/IP) yang dapat meningkatkan hubungan jaringan
komunikasi dengan teknologi informasi.
Adapun
arsitektur dari sisi client dan server. Arsitektur Client-Server merupakan
sebuah aplikasi yang bertugas untuk membagi pekerjaan antara server(penyedia
layanan) dan client. Client dan server terkadang menggunakan jaringan komputer
pada hardware yang terpisah. Sedangkan server dapat menjalankan satu atau lebih
program untuk memberikan data-data pada client. Arsitektur client – server
telematika terdiri dari 2 buah arsitektur yakni:
1.
Arsitektur dari sisi client
Arsitektur
Client merujuk pada pelaksanaan atau penyimpanan data pada browser (atau klien)
sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari sisi klien eksekusi,
dan cookie adalah contoh dari sisi klien penyimpanan.
Karakteristik Klien :
·
Memulai terlebih dahulu permintaan ke server.
·
Menunggu dan menerima balasan.
·
Terhubung ke sejumlah kecil server pada waktu tertentu.
·
Berinteraksi langsung dengan pengguna akhir, dengan menggunakan GUI.
2.
Arsitektur dari sisi server.
Sebuah eksekusi sisi server adalah server Web khusus
eksekusi yang melampaui standar metode HTTP itu harus mendukung. Sebagai
contoh, penggunaan CGI script sisi server khusus tag tertanam di halaman HTML;
tag ini memicu tindakan terjadi atau program untuk mengeksekusi.
Karakteristik Server:
·
Selalu menunggu permintaan dari salah satu klien.
·
Melayani klien permintaan kemudian menjawab dengan data yang diminta ke
klien.
·
Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani
permintaan klien.
Kolaborasi Arsitektur Telematika Sisi Client & Server
1.
Standalone (one-tier)
Pada
arsitektur ini semua pemrosesan dilakukan pada mainframe. Kode aplikasi, data
dan semua komponen sistem ditempatkan dan dijalankan pada host. Seperti
terlihat pada gambar.
Walaupun komputer client dipakai untuk
mengakses mainframe, tidak ada pemrosesan yang terjadi pada mesin ini, dan
karena mereka “dump-client” atau “dump-terminal”. Tipe model ini, dimana semua
pemrosesan terjadi secara terpusat, dikenal sebagai berbasis-host. Sekilas
dapat dilihat kesalahan pada model ini. Ada dua masalah pada komputasi berbasis
host: Pertama, semua pemrosesan terjadi pada sebuah mesin tunggal, sehingga
semakin banyak user yang mengakses host, semakin kewalahan jadinya.
Jika sebuah perusahaan memiliki beberapa
kantor pusat, user yang dapat mengakses mainframe adalah yang berlokasi pada
tempat itu, membiarkan kantor lain tanpa akses ke aplikasi yang ada. Pada saat
itu jaringan sudah ada namun masih dalam tahap bayi, dan umumnya digunakan
untuk menghubungkan terminal dump dan mainframe. Internet baru saja
dikembangkan oleh pemerintah US dan pada saat itu dikenal sebagai ARPANET.
Namun keterbatasan yang dikenakan pada user mainframe dan jaringan telah mulai
dihapus.
2.
Client/Server (two-tier)
Dalam
model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan
server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak
client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan, seperti
terlihat dalam gambar
Aplikasi ditempatkan pada komputer client dan mesin
database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan
permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke client-nya.
Dalam client/server, client-client yang
cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan
user, termasuk logika bisnis dan komunikasi dengan server database. Tipe-tipe
tugas yang terjadi pada client adalah :
·
Antarmuka pengguna
·
Interaksi database
·
Pengambilan dan modifikasi data
·
Sejumlah aturan bisnis
·
Penanganan kesalahan
Server database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan,
dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam sistem client/server,
sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database. Server
database manangani :
·
Manajemen data
·
Keamanan
·
Query, trigger, prosedur tersimpan
·
Penangan kesalahan
Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi
beban pemrosesan dari komputer sentral ke komputer client. Ini berarti semakin
banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak
akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user dair berbagai lokasi dapat
mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun
masih terdapat kelemahan pada model ini. Selain menjalankan tugas-tugas
tertentu, kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar
aplikasi. Model client/server memiliki sejumlah keterbatasan :
·
Kurangnya skalabilitas
·
Koneksi database dijaga
·
Tidak ada keterbaharuan kode
·
Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi
Aplikasi-aplikasi berbasis client/server memiliki kekurangan pada
skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu
kebutuhan yang meningkat – misalnya, 50 user tambahan yang mengakses aplikasi
tersebut. Walaupun model client/server lebih terukur daripada model berbasis
host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam model
client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu aplikasi, semakin banyak
beban pada server.
Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing client. Koneksi
menghabiskan sumber daya server yang berharga dan masing-masing client tambahan
diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode tidak bisa
didaur ulang karena kode aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan executable
monolitik pada client. Ini juga menjadikan modifikasi pada kode sumber sulit.
Penyusunan ulang perubahan itu ke semua komputer client juga membuat sakit
kepala.
Keamanan dan transaksi juga harus dikodekan sebagai pengganti penanganan
oleh COM+/MTS. Bukan berarti model client/server bukanlah merupakan model yang
layak bagi aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah
user terbatas bekerja sempurna dengan model ini. Kemudahan pengembangan
aplikasi client/server turut menjadikannya sebuah solusi menarik bagi
perusahaan.
Pengembangan umumnya jauh lebih cepat dengan tipe sistem ini. Siklus
pengembangan yang lebih cepat ini tidak hanya menjadikan aplikasi meningkat dan
berjalan dengan cepat namun juga lebih hemat biaya.
3.
Three-Tier / Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk
menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam model ini,
pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan
arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini masing-masing
menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
·
Layanan presentasi (tingkat client)
·
Layanan bisnis (tingkat menengah)
·
Layanan data (tingkat sumber data)
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin
client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam
tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server database. Setiap tingkatan
dalam model three-tier berada pada komputer tersendiri, seperti pada gambar
Konsep model three-tier adalah model yang membagi
fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan
skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.
Sumber :
https://id.wikipedia.org
http://resnandapramudiastiro.blogspot.co.id