Selasa, 13 Juni 2017

Standar Etika Profesi Indonesia dan Luar Negeri

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Etika Profesi di Luar Negeri dan di Indonesia. Sebelum membahas lebih jauh saya akan membahas apa itu Profesi. Menurut Schein E. H (1962), Profesi merupakan suatu kumpulan atau kesatuan pekerjaan yang membangun suatu kesatuan norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat. Menurut Hughes,E.C (1963), Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik dibandingkan orang lain. Sedangkan menurut Winsley (1964) Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan.
·        Standar Profesi Teknologi Informasi (IT) di Amerika
Pejabat Keuangan Pemerintah Asosiasi dari Amerika Serikat dan Kanada adalah organisasi profesional pejabat publik bersatu untuk meningkatkan dan mempromosikan manajemen profesional sumber daya keuangan pemerintah dengan mengidentifikasi, mengembangkan dan memajukan strategi fiskal, kebijakan, dan praktek untuk kepentingan publik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, aparat pemerintah membiayai semua yang diperintahkan untuk mematuhi standar hukum, moral, dan profesional perilaku dalam pemenuhan tanggung jawab profesional mereka. Standar perilaku profesional diatur sebagaimana dalam kode ini untuk meningkatkan kinerja semua orang yang terlibat dalam keuangan publik.
1.  Pribadi Standar. Petugas pembiayaan pemerintah harus menunjukkan dan mendedikasikan cita-cita tertinggi, kehormatan dan integritas dalam semua hubungan masyarakat serta pribadi untuk mendapat rasa hormat, kepercayaan dan keyakinan yang mengatur pejabat, karyawan dan masyarakat. Mereka harus mematuhi praktek profesional yang telah disetujui dan merupakan standar yang dianjurkan.
2. Tanggung Jawab Pejabat Publik. Petugas pembiayaan pemerintah harus mengakui dan bertanggung jawab sebagai pejabat di sektor publik. Mereka harus menjunjung tinggi undang-undang, konstitusi, dan peraturan yang mengatur tindakan mereka dan melaporkan pelanggaran hukum kepada pihak yang berwenang.
3.   Pengembangan Profesional. Petugas pembiayaan pemerintah bertanggung jawab untuk menjaga kompetensi mereka sendiri, untuk meningkatkan kompetensi kolega mereka dan untuk memberikan dorongan bagi mereka yang ingin memasuki bidang keuangan pemerintah. Petugas pembiayaan pemerintah bertanggung jawab kepada petugas keuangan untuk meningkatkan keunggulan dalam pelayanan publik.
4.     Integritas Profesional – Informasi. Petugas pembiayaan pemerintah harus menunjukkan integritas profesional dalam penerbitan dan pengelolaan informasi. Mereka harus sensitif dan responsif terhadap pertanyaan dari masyarakat dan media dalam kerangka kebijakan pemerintah negara bagian atau lokal.
5.  Integritas Profesional – Hubungan. Petugas pembiayaan pemerintah harus bertindak dengan kehormatan, integritas dan kebijakan dalam semua hubungan profesional. Mereka akan mempromosikan kesempatan kerja yang sama sehingga tidak terdapat diskriminasi, pelecehan atau praktik yang tidak adil lainnya.
6.      Konflik Kepentingan. Petugas pembiayaan pemerintah harus secara aktif menghindari munculnya kenyataan yang berbenturan dengan kepentingan. Mereka tidak akan menggunakan milik umum atau sumber daya demi kepentingan pribadi atau politik.
·         Standar Profesi Teknologi Indormasi (IT) di Eropa
Standar Praktek yang dikembangkan oleh COTEC adalah kode sukarela yang dirancang untuk membantu Asosiasi Nasional untuk membangun dan mengembangkan kode nasional sesuai dengan standar Eropa praktek untuk terapis okupasi. Hal ini dimaksudkan untuk penerapan umum namun dapat dimodifikasi untuk daerah spesialis misalnya pediatri praktek, kepedulian masyarakat, dan lain-lain.
Apabila ada kelompok yang ingin melakukan seperti ini, setiap masalah yang berhadapan dengan standar praktek harus diberikan kebijakan dan pertimbangan informasi karena mereka telah disertakan untuk relevansi mereka untuk satu atau kegiatan lain dari praktek profesional kami. Hal yang sangat penting adalah isu-isu yang termasuk dalam standar praktek, saat ini harus relevan dengan anggota profesi yang menggunakannya.
Standar praktek COTEC adalah pernyataan kebijakan yang membantu untuk mengatur dan menjaga standar praktek profesional yang baik. Dalam kasus dimana keputusan harus dibuat tentang perilaku tidak profesional dari seorang ahli terapi kerja, kode dapat digunakan sebagai panduan standar perilaku profesional yang benar. Wakil untuk COTEC diminta untuk memastikan bahwa penutur aslinya yang menterjemahkan kode kedalam bahasa Eropa lainnya karena terdapat frase dan istilah yang sulit diterjemahkan. Terdapat dua bagian utama dalam dokumen ini, yaitu :
ü  Kode Etik Federasi Dunia Kerja Therapist
ü  Standar Praktek COTEC yang dirancang tahun 1991 dan diperbaharui tahun 1996
1.   Pribadi Atribut. Pekerjaan therapist memiliki integritas pribadi, kehandalan, keterbukaan pikiran dan loyalitas yang berkaitan dengan konsumen dan bidang professional dan keseluruhan. Pekerjaan terapis merupakan pendekatan terhadap semua konsumen yaitu menghormati dan memperhatikan situasi masing-masing konsumen. Pekerjaan ini juga tidak bertindak diskriminasi terhadap para konsumen. Rahasia informasi pribadi para konsumen akan dijamin dan setiap rincian pribadi yang disampaikan berdasarkan persetujuan mereka.
2.    Perilaku dalam tim terapi pekerjaan dan dalam tim multi disiplin. Pekerjaan terapis bekerja sama dan menerima tanggung jawab dalam satu tim yang mendukung tujuan medis dan psikososial yang telah ditetapkan. Pekerjaan terapis adalah menyediakan laporan tentang kemajuan intervensi mereka dan memberikan anggota lain dari tim dengan informasi yang relevan. Pekerjaan terapis berpartisipasi dalam pengembangan profesional melalui belajar sepanjang hidup dan selanjutnya menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam kerja profesional mereka.
3. Promosi profesi. Pekerjaan terapis mempunyai komitmen untuk memperbaiki dan mengembangkan profesi pada umumnya. Mereka juga prihatin terhadap promosi terapi okupasi yang lain, masyarakat organisasi professional dan pengaturan badan-badan nasional seta internasional tingkat regional.
4.  Standar praktek konsumen. Untuk tujuan standar COTEC Praktek Konsumen, istilah yang digunakan untuk menjelaskan pasien, klien dan atau wali. Hal ini juga termasuk mereka yang merupakan tanggung jawab terapis kerja.
·        Standar Profesi Teknologi Indormasi (IT) di Indonesia
Saat ini Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat pesat. Secara tidak langsung dinamika industri di bidang ini juga meningkat dan menuntut para profesionalnya rutin dan berkesinambungan mengikuti aktifitas menambah ketrampilan dan pengetahuan baru. Perkembangan industri TI ini membutuhkan suatu formalisasi yang lebih baik dan tepat mengenai pekerjaan profesi yang berkaitan dengan keahlian dan fungsi dari tiap jabatannya. Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk dibentuknya suatu standar profesi di bidang tersebut.
Para profesional TI, sudah sejak lama mengharapkan adanya suatu standar kemampuan yang kontinyu dalam profesi tersebut. Masih banyaknya pekerjaan yang belum adanya standardisasi dan sertifikasi Profesi IT di indonesia, dikarenakan Standardisasi Profesi IT yang diperlukan Indonesia adalah standar yang lengkap, dimana semua kemampuan profesi IT di bidangnya harus di kuasai tanpa kecuali, profesi IT seseorang mempunyai kemampuan, dan keahlian yang berbeda dengan bidang yang berbeda-beda, tapi perusahaan membutuhkan sebuah Pekerja IT yang bisa di semua bidang, dapat dilihat dari sebuh lowongan kerja yang mencari persyaratan dengan kriteria yang lengkap yang dibutuhkan perusahaan.
Sertifikasi berbeda dengan ujian, lisensi ataupun registrasi. Registrasi mungkin berguna untuk statistik, tetapi tidak praktis untuk diterapkan akan lebih bermanfaat dengan sertifikasi. Untuk sertifikasi, inisiatif harus lahir dari sektor industri dan untuk bidang teknologi informasi sebaiknya berfokus pada model SRIG-PS (Special Regional Interest Group on Profesional Standardisation).
Sertikasi pada model SRIG-PS berbeda dengan badan lain seperti IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers). Sertifikasi pada model SRIG-PS adalah independen, obyektif, dan tugas yang regular bagi kepentingan profesional dalam satu atau lebih area di teknologi informasi. Sedangkan sertifikasi IEEE adalah suatu jaminan tertulis, yang merupakan suatu demonstrasi formal yang merupakan konfirmasi dan merupakan suatu sistem atau komponen dari suatu persyaratan tertentu dan diterima untuk keperluan operasi. Sertifikasi ini memiliki tujuan untuk :
ü  Membentuk tenaga praktisi TI yang berkualitas tinggi.
ü  Membentuk standar kerja TI yang tinggi.
ü  Pengembangan profesional yang berkesinambungan. Sedangkan bagi tenaga TI profesional tersebut.
ü  Sertifikasi ini merupakan pengakuan akan pengetahuan yang kaya (bermanfaat bagi promosi, gaji).
ü  Perencanaan karir.
ü  Profesional development.
ü  Meningkatkan international marketability. Ini sangat penting dalam kasus, ketika tenaga TI tersebut harus bekerja pada perusahaan multinasional, perusahaan akan mengakui keahliannya apabila telah dapat menunjukkan sertifikat tersebut.
Kesimpulan
Standar profesi di setiap negara berbeda-beda. Perkembangan industri dalam bidang TI ini membutuhkan formalisasi yang lebih baik dan tepat mengenai pekerjaan, profesi berkaitan dengan keahlian dan fungsi dari tiap jabatan. Beberapa negara telah mengembangkan dan mempromosikan sistem sertifikasi  yang khas bagi negara tersebut. Beberapa negara menerapkan dan membayar lisensi kepada sistem sertifikasi yang ada. Beberapa negara menggunakan tenaga ahli untuk melakukan ujian.
Daftar Pustaka :
http://www.academia.edu
Baca Selengkapnya >>>

Kamis, 27 April 2017

Undang-Undang Telekomunikasi No. 36 Dalam Mengatur Keamanan Berkomunikasi

Kali ini saya akan membahas sebuah materi yang berjudul Keterbatasan UU Telekomunikasi No.36 Dalam Mengatur Keamanan Berkomunikasi. Sebelum membahas lebih dalam saya akan menjelaskan pengertian dari Telekomunikasi itu sendiri. Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi, dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam kaitannya dengan 'telekomunikasi' bentuk komunikasi jarak jauh.
Telekomunikasi juga mempunya Undang-Undang yaitu Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 yang brisikan azas dan tujuan telekomunikasi, penyelenggaraan telekomunikasi, penyidikan, sangsi administrasi dan ketentuan pidana. Namun kita perlu mengetahui juga adakah keterbatasan UU telekomunikasi tersebut dalam mengatur penggunaan teknologi informasi. Kemudian  Dalam UU No.36/1999 Pasal 3, disebutkan bahwa “Telekomunikasi diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintahan, serta meningkatkan hubungan antar bangsa”.
Selain itu dalam UU No.36/1999 Pasal 26 tersebut juga disebutkan bahwa "Setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggara jasa telekomunikasi wajib membayar biaya hak penyelenggaraan telekomunikasi yang diambil dari presentase pendapatan". Mengenai susunan dan besaran tarif penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi yang dimaksud dalam UU 36/1999 ditetapkan berdasarkan formula yang diatur dalam PP No.52/2000 dan PERMEN KOMINFO No. 12/2006 sebagai peraturan pelaksana UU tersebut.
Jadi menurut pandangan saya dengan adanya Undang-Undang Telekomunikasi di Indonesia, maka setiap penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi dapat mengerti dan memahami semua hal yang berhubungan dengan telekomunikasi dalam bidang teknologi informasi dari mulai azas, tujuan telekomunikasi, penyelenggaraan telekomunikasi, penyidikan dan sangsi administrasi serta ketentuan pidana.
Jika seandainya di tanya adakah keterbatasan UU telekomunikasi? Menurut saya tidak ada keterbatasan sama sekali,karena UU itu dibuat untuk meminimalkan hal-hal yang tidak kita inginkan,di tambah lagi di jaman modern seperti sekarang ini.karena penggunaan teknologi informasi sangat berpengaruh besar untuk negara kita,itu apa bila dilihat dari keuntungan buat negara kita karena kita dapat secara bebas memperkenalkan kebudayaan kita kepada negara-negara luar untuk menarik minat para turis asing.. jadi kita sebagai pengguna teknologi informasi dan komunikasi harus lebih bijak dan berhati-hati lagi dalam memanfaatkan teknologi ini dengan memperhatikan peraturan dan norma yang ada.
Sumber :
http://wikerestu.blogspot.co.id
Baca Selengkapnya >>>

Selasa, 28 Maret 2017

Contoh Isu Tentang Accessibility

Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan contoh tentang Accesibillity. Namun sebelum memberikan contoh saya akan menjelaskan apa itu Accesibillity. Accesibillity adalah tingkat keterjangkauan. Aspek aksesibilitas tidak selalu berkaitan dengan faktor jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kemudahan untuk menjangkau suatu lokasi.
Berhubungan dengan informasi apa yang dapat diperoleh orang seseorang atau organisasi, dan dalam kondisi seperti apa. Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan. Teknologi informasi malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk semua pihak.
Contohnya: Google, semua orang dapat bebas untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk kepentingannya.
 Seandainya pekerjaan anda saat ini adalah seorang database administrator pada perusahaan Internet Service Provider (ISP). Kemudian anda diberi tugas mengamati trafik pengguna sehingga akan mengamati akses melalui web log. Apakah Anda dibenarkan mereview akses data sehingga anda mengetahui hal-hal yang dilakukan pengguna? Apa saja yang boleh anda lakukan dan apa yang tidak boleh? Jelaskan mengapa demikian!
Sebagai seorang administrator kita dibenarkan untuk mereview akses data karena itu sudah merupakan pekerjaan tetapi kita harus paham tentang konsep privacy dan kita wajib professional dalam menjalankannya. Yang dibolehkan mereview data tentang permasalahan yang ada dalam jaringan yang kita kelola sehingga kita dapat mengetahui masalah dan solusi agar pengguna tidak kecewa dengan layanan kita, yang tidak dibolehkan mereview history dan password client pengguna ISP kita.

Sumber : http://ydebby.mhs.uksw.edu/
Baca Selengkapnya >>>

Kamis, 27 Oktober 2016

Arsitektur Telematika dan Kolaborasi Client dan Server

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sebuah materi tentang Arsitektur Telematika dan Kolaborasi Arsitektur Side Client dan Server. Sebelum membahas lebih dalam saya akan menjelaskan pengertian dari Arsitektur Telematika itu sendiri. Arsitektur Telematika adalah sebuah aplikasi yang secara logic berada diantara lapisan aplikasi (application layer dan lapisan data dari sebuah arsitektur layer – layer TCP/IP) yang dapat meningkatkan hubungan jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.
Adapun arsitektur dari sisi client dan server. Arsitektur Client-Server merupakan sebuah aplikasi yang bertugas untuk membagi pekerjaan antara server(penyedia layanan) dan client. Client dan server terkadang menggunakan jaringan komputer pada hardware yang terpisah. Sedangkan server dapat menjalankan satu atau lebih program untuk memberikan data-data pada client. Arsitektur client – server telematika terdiri dari 2 buah arsitektur yakni:
1.    Arsitektur dari sisi client
Arsitektur Client merujuk pada pelaksanaan atau penyimpanan data pada browser (atau klien) sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari sisi klien eksekusi, dan cookie adalah contoh dari sisi klien penyimpanan.
Karakteristik Klien :
·         Memulai terlebih dahulu permintaan ke server.
·         Menunggu dan menerima balasan.
·         Terhubung ke sejumlah kecil server pada waktu tertentu.
·         Berinteraksi langsung dengan pengguna akhir, dengan menggunakan GUI.

2.    Arsitektur dari sisi server.
Sebuah eksekusi sisi server adalah server Web khusus eksekusi yang melampaui standar metode HTTP itu harus mendukung. Sebagai contoh, penggunaan CGI script sisi server khusus tag tertanam di halaman HTML; tag ini memicu tindakan terjadi atau program untuk mengeksekusi.
Karakteristik Server:
·         Selalu menunggu permintaan dari salah satu klien.
·         Melayani klien permintaan kemudian menjawab dengan data yang diminta ke klien.
·         Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan klien.
Kolaborasi Arsitektur Telematika Sisi Client & Server
1.    Standalone (one-tier)
Pada arsitektur ini semua pemrosesan dilakukan pada mainframe. Kode aplikasi, data dan semua komponen sistem ditempatkan dan dijalankan pada host. Seperti terlihat pada gambar.

Walaupun komputer client dipakai untuk mengakses mainframe, tidak ada pemrosesan yang terjadi pada mesin ini, dan karena mereka “dump-client” atau “dump-terminal”. Tipe model ini, dimana semua pemrosesan terjadi secara terpusat, dikenal sebagai berbasis-host. Sekilas dapat dilihat kesalahan pada model ini. Ada dua masalah pada komputasi berbasis host: Pertama, semua pemrosesan terjadi pada sebuah mesin tunggal, sehingga semakin banyak user yang mengakses host, semakin kewalahan jadinya.
Jika sebuah perusahaan memiliki beberapa kantor pusat, user yang dapat mengakses mainframe adalah yang berlokasi pada tempat itu, membiarkan kantor lain tanpa akses ke aplikasi yang ada. Pada saat itu jaringan sudah ada namun masih dalam tahap bayi, dan umumnya digunakan untuk menghubungkan terminal dump dan mainframe. Internet baru saja dikembangkan oleh pemerintah US dan pada saat itu dikenal sebagai ARPANET. Namun keterbatasan yang dikenakan pada user mainframe dan jaringan telah mulai dihapus.
2.    Client/Server (two-tier)
Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan, seperti terlihat dalam gambar 
 Aplikasi ditempatkan pada komputer client dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke client-nya.
Dalam client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan komunikasi dengan server database. Tipe-tipe tugas yang terjadi pada client adalah :
·         Antarmuka pengguna
·         Interaksi database
·         Pengambilan dan modifikasi data
·         Sejumlah aturan bisnis
·         Penanganan kesalahan
Server database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam sistem client/server, sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database. Server database manangani :
·         Manajemen data
·         Keamanan
·         Query, trigger, prosedur tersimpan
·         Penangan kesalahan
Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi beban pemrosesan dari komputer sentral ke komputer client. Ini berarti semakin banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user dair berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun masih terdapat kelemahan pada model ini. Selain menjalankan tugas-tugas tertentu, kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar aplikasi. Model client/server memiliki sejumlah keterbatasan :
·         Kurangnya skalabilitas
·         Koneksi database dijaga
·         Tidak ada keterbaharuan kode
·         Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi
Aplikasi-aplikasi berbasis client/server memiliki kekurangan pada skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu kebutuhan yang meningkat – misalnya, 50 user tambahan yang mengakses aplikasi tersebut. Walaupun model client/server lebih terukur daripada model berbasis host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam model client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu aplikasi, semakin banyak beban pada server.
Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing client. Koneksi menghabiskan sumber daya server yang berharga dan masing-masing client tambahan diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode tidak bisa didaur ulang karena kode aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan executable monolitik pada client. Ini juga menjadikan modifikasi pada kode sumber sulit. Penyusunan ulang perubahan itu ke semua komputer client juga membuat sakit kepala.
Keamanan dan transaksi juga harus dikodekan sebagai pengganti penanganan oleh COM+/MTS. Bukan berarti model client/server bukanlah merupakan model yang layak bagi aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah user terbatas bekerja sempurna dengan model ini. Kemudahan pengembangan aplikasi client/server turut menjadikannya sebuah solusi menarik bagi perusahaan.
Pengembangan umumnya jauh lebih cepat dengan tipe sistem ini. Siklus pengembangan yang lebih cepat ini tidak hanya menjadikan aplikasi meningkat dan berjalan dengan cepat namun juga lebih hemat biaya.
3.    Three-Tier / Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
·         Layanan presentasi (tingkat client)
·         Layanan bisnis (tingkat menengah)
·         Layanan data (tingkat sumber data)
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server database. Setiap tingkatan dalam model three-tier berada pada komputer tersendiri, seperti pada gambar
Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.
Sumber :
https://id.wikipedia.org
http://resnandapramudiastiro.blogspot.co.id

Baca Selengkapnya >>>

Selasa, 11 Oktober 2016

Konsep Pengembangan Sistem Informasi

Ø Konsep Dasar Sistem Informasi
Berikut ini adalah beberapa definisi dari sistem informasi :
1.      ”Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi”. Al- Bahra (2005:9)
2.      ”Sekumpulan prosedur organisasi yangpada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi”. Al-Bahra (2005:9)
3.      “Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhanpengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatanstrategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan laporan yang diperlukan”. Al-Bahra (2005:9).

Ø Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi sering disebut proses pengembangan sistem (System Development). Terdapat beberapa definisi mengenai pengembangan sistem informasi diantaranya adalah :
1.      Aktifitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis computer untuk menyelesaikan permasalahan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan (opportunities) yang timbul.
2.      Kumpulan kegiatan para analis sistem , perancang , dan pemakai yang mengembangkan dan mengimlementasikan sistem informasi.
3.      Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi
4.      Proses merencanakan, mengembangkan , dan mengimplementasikan sistem informasi dengan menggunakan metode , teknik , dan alat bantu pengembangan tertentu.
Sebenarnya untuk menghasilkan sistem informasi tersebut terdiri dari :
1.      Sistem analis
Upaya mendapatkan gambaran bagaimana sistem bekerja dan masalah – masalah apa saja yang ada pada sistem.
2.      Sistem development
Langkah – langkah mengembangkan sistem informasi yang baru berdasarkan gambaran cara kerja sistem dan permasalahan yang ada.

Ø Sistem Informasi Korporasi
Sistem Informasi Korporasi (SIK) atau Enterprise Resources Planning System (ERP System) adalah sebuah model sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mengintegrasikan semua sistem pengolahan data  perusahaan. SIK (ERP System) umumnya mengintegrasikan sistem pengolahan data logistik, keuangan dan persolalia dalam satu sistem pengolahan data.
Sesuai dengan tingkat kerumitan dan kekomplekannya, beberapa pendekatan perlu dipertimbangkan dengan memperhatikan faktor penentu  tingkat keberhasilan tetapi manfaat yang sangat besar dapat dirasakan mulai dari staf operasional sampai tingkat manajer utama. Kemudahan proses pengolahan data, terjadwalnya rencana-rencana kerja sampai dibacanya laporan tahunan seksi produksi dalam bentuk grafik operasional adalah sebagian kecil manfaat yang bisa diperoleh dengan penerapan SIK.

·         Manfaat penggunaan ERP :
1.      Sistem terintegrasi di dalam perusahaan, sehingga proses dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara efektif dan efisien
2.      Memungkinkan melakukan integrasi secara global sehingga data dapat diintergrasikan
3.      Tidak hanya memadukan data dan orang tetapi juga menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan koreksi data pada banyak sistem komputer yang terpisah
4.      Memungkinkan manajemen mengelola operasi tidak hanya sekedar memonitor saja
5.      Membantu melancarkan pelaksanaan manajemen.

·         Pendekatan Penerapan Sistem Informasi Korporasi
Penerapan sebuah sistem perangkat lunak aplikasi terintegrasi bisnis dalam skala besar seperti ERP system ada dua pendekatan :
1.      Bertahap
Pendekatan ini dapat dipakai jika modul paket SIK telah terintegrasi maka penerapannya dilakukan secara bertahap/sequensial setiap subsistem, sebagai sistem pengolahan transaksi penerapan pertama-tama dilakukan dengan mendefinisikan setiap set intrukasi dan menghubungkannya kedalam basis data sampai satu proses pengolahan data selesai kemudian dilanjutkan keurutan proses pengolahan data yang lain sampai semua lingkup proses pengolahan data terintegrasi. Pendekatan ini digunakan pada ketika strategi pengembangan yang digunakan dilakukan dalam proses pengembangan sendiri.
2.      Penggantian Langsung (Cut Over)
Tidak seperti pendekatan sistem informasi umumnya, ERP system dirancang berdasarkan gambaran bagaimana fungsional bisnis saling berkoordinasi dalam proses kerjanya dan jika penerapan sebuah sistem perangkat lunak  aplikasi di perusahaan pemakai dilakukan dengan membeli seperti ERP system, maka perusahaan pemakai harus menyesuaikan secara fungsional dan prosesional dengan ERP system sebagai sistem baru (revolusioner / cutting)

·         Faktor penentu keberhasilan sistem ERP :
1.      Kemampuan Manajer Proyek.
2.      Dukungan User.
3.      Dukungan Konsultan.
4.      inerja tim proyek.
5.      Pendekatan Penerapan Sistem.
6.      Jenis Perangkat Lunak.
7.      Pemahaman product  (ERP system).
8.      Manajerial proyek .
9.      Biaya .
10.  Waktu.

Ø Tipe Sistem Informasi Pada Korporasi
Sistem dalam suatu organisasi terbagi menjadi empat level, yaitu: strategi, manajemen, pengetahuan, dan operasional. Level strategi merupakan sistem informasi yang mendukung manajemen senior dalam menyusun perencanaan aktivitas jangka panjang. Level manajemen melayani pemonitoran, pengendalian, pengambilan keputusan, dan aktivitas administratif dari manajer madya. Level pengetahuan melayani kerja data dan pengetahuan organisasi. Sedangkan level operasional memonitor aktivitas dan transaksi dasar pada organisasi.
Organisasi memiliki enam tipe utama sistem informasi, diantaranya adalah SPE, SPK, SIM, SKP, Sistem Kantor, dan SPT. Keenam tipe tersebut dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini.

·         Di mana letak keuntungan perusahaan dalam menggunakan sistem informasi?
Manajemen hubungan pelanggan menggunakan sistem informasi untuk mengkoordinasi semua bisnis yang mencakup interaksi perusahaan dengan pelanggannya. Kedua, sistem informasi juga memperkuat informasi pelanggan dari berbagai sumber sehingga perusahaan mendapat kesatuan pandangan pelanggan. Ketiga, membantu bisnis untuk mengidentifikasi peluang dan pelanggan mana yang menguntungkan untuk meningkatkan layanan pelanggan. Dan yang terakhir memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan proses penciptaan, tukar menukar, dan distribusi pengetahuan agar meningkatkan proses bisnis dan keputusan manajemen.

·         Kapan sistem informasi berguna pada suatu perusahaan?
Sistem informasi digunakan saat menajalankan strategi internal dan eksternal perusahaan dalam rangka mencapai tujuan organisasi serta efektivitas dan efisiensi. Seiring berjalannya waktu, penggunaan sistem informasi pada perusahaan semakin pesat. Sejalan dengan itu, tantangan yang dihadapi perusahaan semakin kompleks. Contohnya di sini adalah pesaing atau kompetitor dari suatu perusahaan semakin kreatif dalam memanfaatkan peluang yang ada.

·         Mengapa sistem informasi banyak digunakan di perusahaan bisnis?
Sistem informasi ini banyak digunakan oleh perusahaan sebagai solusi dari tantangan-tantangan bisnis yang ada. Tantangan tersebut antara lain di bidang manajemen, (mengembangkan proses bisnis perusahaan dan memonitor perubahan pasar dan biaya), teknologi (internet, barcode, dan intranet), dan organisasi (perancang, pabrik, pemasok, gudang, retail, dan proses bisnis). Sistem informasi di sini berguna untuk mengidentifiksi selera pelanggan yang berubah dengan cepat dan mengkoordinasi rantai persediaan. Sistem informasi juga melayani fungsi-fungsi bisnis utama seperti penjualan dan pemasaran, pabrikasi, keuangan, akuntansi, dan sumber daya manusia.

·         Bagaimana sistem informasi mendukung fungsi utama bisnis?
Pada tiap-tiap level organisasi terdapat rangkaian sistem informasi yang mendukung area fungsional utama dari bisnis. Beberapa diantaranya yaitu sistem pemasaran dan penjualan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi pelanggan untuk jasa atau produknya, mengembangkan produk dan jasa agar sesuai kebutuhan pelanggan, mempromosikan, dan menjual produk dan jasa. Dalam hal ini berhubungan langsung dengan manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management).Sedangkan sistem sumber daya manusia menyimpan dan memelihara arsip karyawan, melacak ketrampilan, prestasi kerja, dan pelatihan karyawan.

·         Siapakah perusahaan yang mengaplikasikan sistem informasi ini?
Sebut saja ZARA sebagai contohnya. Seperti yang kita tahu, perusahaan ini merupakan perusahaan bisnis retail fashion terkemuka di dunia. Terbukti dari cepatnya sistem manajemen ZARA dalam mendapatkan tren-tren fashion yang terus berubah tiap waktu. ZARA menerapkan “mode cepat-lacak” yang memudahkan konsumennya dalam menemukan produk yang diinginkannya. Tidak terhitung, berapa banyak pengunjung yang merasa terpuaskan dengan adanya mode ini. Sistem informasi manajemen berperan penting dalam kesuksesan ZARA tersebut.
Sumber :
https://id.wikipedia.org
https://rfaniarning.wordpress.com
Baca Selengkapnya >>>